Jibril Radio - Anak adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah. Namun, tidak semua orang diberi keturunan dalam bentuk yang sama. Sebagian dikaruniai anak laki-laki, sebagian hanya memiliki anak perempuan, ada yang mendapatkan keduanya, dan ada pula yang tidak diberi keturunan sama sekali. Semua itu adalah bagian dari kehendak Allah yang penuh dengan hikmah.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS. Asy-Syura: 49-50)
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai ketentuan Allah dalam memberi anak, bagaimana Islam memandangnya, dan bagaimana sebaiknya kita menyikapinya dengan penuh keimanan dan ketakwaan.
Anak adalah Karunia, Bukan Hak
Banyak orang yang menganggap memiliki anak sebagai sebuah hak, padahal dalam Islam, anak adalah karunia yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki Allah. Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Allah menentukan siapa yang diberi keturunan dan dalam bentuk apa. Ini menunjukkan bahwa anak bukan sesuatu yang bisa dituntut atau dipaksakan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan memberinya keturunan yang shaleh." (HR. Ahmad)
Oleh karena itu, setiap orang tua harus menyadari bahwa memiliki anak bukanlah semata-mata hasil usaha manusia, melainkan karunia yang harus disyukuri dan dijaga dengan sebaik-baiknya.
Hikmah di Balik Takdir Allah
Allah tidak menetapkan sesuatu tanpa alasan. Bagi mereka yang diberi anak perempuan saja, ada hikmah yang besar di dalamnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Barang siapa yang mengurus dua anak perempuan hingga baligh, maka aku dan dia akan seperti ini di surga." (HR. Muslim)
Beliau mengisyaratkan dengan mendekatkan dua jarinya. Ini menunjukkan betapa besar pahala dan kemuliaan bagi orang tua yang diberi amanah anak perempuan dan merawatnya dengan baik.
Demikian pula dengan mereka yang hanya memiliki anak laki-laki atau mendapatkan keduanya. Setiap kondisi memiliki keutamaan masing-masing yang seharusnya disyukuri.
Bagi mereka yang belum atau tidak dikaruniai anak, Islam mengajarkan untuk tetap bersabar dan berprasangka baik kepada Allah. Banyak contoh dalam sejarah Islam yang menunjukkan bahwa mereka yang tidak memiliki anak tetap dapat memberikan manfaat besar bagi umat manusia. Salah satunya adalah Nabi Isa 'Alaihissalam yang tidak memiliki keturunan, namun tetap menjadi salah satu nabi yang paling mulia.
Doa dan Ikhtiar dalam Mendapatkan Keturunan
Meskipun anak adalah ketentuan Allah, Islam mengajarkan kita untuk tetap berusaha dan berdoa. Banyak kisah dalam Al-Qur'an yang menceritakan tentang pasangan yang awalnya mandul, tetapi kemudian diberi keturunan oleh Allah karena kesabaran dan doa mereka.
Contohnya adalah kisah Nabi Zakariya 'Alaihissalam yang berdoa dengan penuh keikhlasan:
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah waris yang terbaik." (QS. Al-Anbiya: 89)
Akhirnya, Allah mengabulkan doanya dan menganugerahkan kepadanya seorang anak bernama Yahya 'Alaihissalam.
Bagi mereka yang belum memiliki anak, Islam mengajarkan untuk memperbanyak doa, bersabar, dan tetap berikhtiar dengan cara yang halal, termasuk menjaga kesehatan, berkonsultasi dengan ahli medis, serta mendekatkan diri kepada Allah.
Jangan Meremehkan atau Mengejek Takdir Orang Lain
Dalam masyarakat, sering kali ada stigma terhadap pasangan yang hanya memiliki anak perempuan atau mereka yang belum memiliki anak. Padahal, ini adalah ujian dan ketentuan Allah yang harus dihormati. Meremehkan atau mengejek mereka yang tidak memiliki anak adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Cukuplah seseorang disebut buruk jika ia merendahkan saudaranya sesama Muslim." (HR. Muslim)
Sebagai Muslim, kita harus saling mendukung dan mendoakan, bukan malah menambah beban psikologis bagi mereka yang menghadapi ujian ini.
Mendidik Anak Sesuai dengan Syariat
Bagi mereka yang dikaruniai anak, baik laki-laki maupun perempuan, tanggung jawab terbesar adalah mendidik mereka sesuai dengan ajaran Islam. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari & Muslim)
Maka, penting bagi setiap orang tua untuk memberikan pendidikan yang baik, mengenalkan nilai-nilai Islam, dan membimbing anak-anak agar menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah.
Anak adalah ketentuan Allah yang penuh dengan hikmah. Sebagian orang diberi anak laki-laki, sebagian perempuan, sebagian keduanya, dan sebagian tidak memiliki anak sama sekali. Semua itu adalah bagian dari rencana Allah yang harus diterima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Islam mengajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah ditetapkan Allah, berdoa dan berikhtiar bagi mereka yang menginginkan keturunan, serta mendidik anak dengan sebaik-baiknya bagi yang telah diberi anugerah ini. Jangan pernah meremehkan atau mengejek orang lain karena kondisi mereka, karena setiap orang memiliki ujian masing-masing.
Semoga kita semua diberikan keturunan yang shaleh dan shalehah, serta mendapatkan keberkahan dalam kehidupan ini. Aamiin.
---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:
- Bersabarlah ditengah ujian
- Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
- Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
- Persahabatan yang abadi
- Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Dampak buruk cinta dunia
- Belajar bersyukur yang benar
- Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
- Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Kisah menakjubkan tentang tawakal
- Ternyata itulah yang terbaik bagimu
- Beriman kepada hari akhir
- Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
- Siapakah Imam Syafi'i
- Kesombongan yang membinasakan
- Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
- Anak seperti lembaran putih
- Jadilah orang pemaaf
- Tujuan Allah menciptakan manusia
- Bagaimana agar jiwa ini bersih?
- 3 tingkatan agama
- Berbakti kepada orang tua
- Menhadapi Fitnah Akhir Zaman
- Arti Kesetiaan: Mengingat Kebaikan Orang Lain
0 Komentar