BAHAYA!! Punya Hutang Tapi Tidak Niat Melunasi?

dikejar hutang

Jibril Radio - Berutang mungkin sudah jadi bagian dari kehidupan banyak orang. Dalam kondisi terdesak, meminjam uang bisa jadi jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan. Tapi tahukah kamu, dalam Islam utang bukan hal yang sepele? Bahkan ada ancaman serius bagi orang yang berutang tapi tidak berniat melunasinya. Yuk, kita bahas dengan santai tapi serius.

Utang: Solusi atau Masalah?

Utang pada dasarnya diperbolehkan dalam Islam, apalagi jika memang dalam kondisi mendesak. Tapi, Islam juga menekankan pentingnya niat dan tanggung jawab dalam membayar utang. Jangan sampai kita menjadikan utang sebagai gaya hidup atau malah niatnya memang nggak mau bayar dari awal. Nah, di sinilah masalah besar muncul.

Hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang Bahaya Utang

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Siapa yang mengambil harta orang lain (di antaranya berutang), lalu ia bertekad untuk mengembalikannya, maka Allah akan menolongnya (untuk melunasi utang tersebut). Siapa yang meminjam harta orang lain (di antaranya berutang), lalu ia bertekad untuk tidak mengembalikannya, maka Allah akan menghancurkan dirinya (hidupnya akan sulit).” (HR. Bukhari No. 2387)

Hadis ini sangat jelas. Kalau seseorang berutang dengan niat baik dan tekad untuk melunasi, maka Allah akan bantu. Tapi kalau sejak awal sudah ada niat buruk—tidak mau membayar—maka kehancuran yang akan datang.

Bentuk Kehancuran dalam Kehidupan

Apa sih maksud dari "Allah akan menghancurkannya"? Bisa jadi bentuknya bukan cuma kehilangan harta atau bangkrut. Tapi hidupnya bisa dipenuhi kesulitan, ketidakberkahan rezeki, masalah rumah tangga, gangguan kesehatan, dan lain-lain. Ingat, hidup tanpa berkah itu jauh lebih menyiksa daripada sekadar kekurangan materi.

Islam Sangat Menjunjung Tinggi Tanggung Jawab Utang

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahkan tidak menyolatkan jenazah seseorang yang masih memiliki utang dan belum dilunasi:

“Dari Salamah bin al-Akwa’, beliau berkata: Dahulu, apabila didatangkan jenazah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bertanya, ‘Apakah ia memiliki utang?’ Jika dijawab ‘Ya’, maka beliau bersabda, ‘Shalatkanlah oleh kalian teman kalian ini (aku tidak akan menyolatkannya).’” (HR. Bukhari No. 2289)

Bayangkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sangat penyayang pun enggan menyolatkan orang yang masih punya utang. Itu menunjukkan betapa seriusnya masalah ini dalam Islam.

Al-Qur’an Pun Menyinggung Masalah Utang

Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...” (QS. Al-Baqarah: 282)

Ayat ini menjadi dasar pentingnya dokumentasi dalam utang piutang. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat teliti dalam mengatur aspek keuangan, termasuk utang. Bahkan ini adalah ayat terpanjang dalam Al-Qur’an!

Jangan Remehkan Niat

Sering kali orang merasa ringan untuk berutang karena menganggap mudah, atau merasa “ah nanti juga bisa bayar.” Tapi kalau dari awal tidak ada niat melunasi, maka itu sudah bentuk kezaliman. Dalam Islam, utang tanpa niat melunasi termasuk bentuk pengambilan harta orang lain secara batil.

Tips Islami agar Terhindar dari Bahaya Utang

  1. Berutang hanya jika sangat mendesak Jangan jadikan utang sebagai gaya hidup, apalagi hanya untuk gaya-gayaan.

  2. Niatkan sungguh-sungguh untuk melunasi Jangan menunda jika sudah mampu. Dalam Islam, menunda pembayaran utang bagi orang mampu termasuk kezaliman.

  3. Tulis perjanjian utang dengan jelas Seperti anjuran dalam QS. Al-Baqarah: 282, ini akan menghindari fitnah di kemudian hari.

  4. Berdoa dan berikhtiar untuk melunasi Doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang bisa dibaca:

    “Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghram.” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang.)

  5. Jangan malu untuk meminta keringanan atau musyawarah jika benar-benar kesulitan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    “Dan jika (orang yang berutang) dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai dia mampu membayar. Dan menyedekahkan (sebagian atau seluruh utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 280)

Utang memang solusi, tapi juga bisa jadi malapetaka jika tidak diiringi dengan niat dan tanggung jawab. Jangan jadikan utang sebagai sumber kehancuran diri hanya karena niat buruk sejak awal. Yuk, kita jadi muslim yang amanah, termasuk dalam urusan finansial.

Ingat, Allah tidak main-main dengan urusan utang. Kalau ingin hidup penuh berkah, jangan pernah remehkan niat dalam membayar utang.

Semoga artikel ini jadi pengingat dan motivasi untuk kita semua agar lebih bijak dalam bermuamalah. Yuk, bagikan ke orang-orang terdekat agar mereka juga terhindar dari bahaya utang tanpa niat melunasi. 😊

0 Komentar