Jibril Radio - Setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang nyaman, sejahtera, dan penuh kenikmatan. Tak sedikit dari kita yang rela bekerja keras siang dan malam demi menggapai cita-cita duniawi. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: "Apakah aku sedang mengejar dunia atau akhirat?". Inilah pertanyaan penting yang perlu direnungkan oleh setiap Muslim.
Makna Tertipu oleh Dunia
Ibnul Qayyim dalam kitab Al-Jawaabul Kaafi menyampaikan:
"Orang yang paling tertipu adalah orang yang tertipu dengan dunia dan segala kenikmatan di atasnya, serta lebih mengutamakan dunia daripada akhirat. Dia ridha dunia ini sebagai ganti akhirat, sehingga sebagian orang mengatakan bahwa dunia adalah (bayaran yang) kontan, sedangkan akhirat adalah hutang (tertunda). Maka bayaran yang langsung (kontan) lebih baik daripada hutang. Sebagian lain mengatakan bahwa dunia adalah biji-bijian yang telah tersedia, sedangkan akhirat adalah permata yang hanya sebatas janji. Sebagian lagi mengatakan bahwa kelazatan dunia benar-benar terwujud, sedangkan kelazatan akhirat hanya sebatas janji." (Al-Jawaabul Kaafi, hlm. 32)
Apa maksudnya tertipu oleh dunia? Tertipu oleh dunia bukan berarti kita tidak boleh bekerja atau menikmati rezeki yang halal. Namun, yang dimaksud adalah ketika hati terlalu terpaut pada dunia, hingga menjadikan dunia sebagai tujuan utama, dan melupakan akhirat sebagai tempat kembali.
Pandangan Al-Qur'an tentang Dunia
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan. (Semua itu) seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)
Ayat ini sangat tegas menjelaskan hakikat dunia: permainan, sesuatu yang bisa melalaikan, dan hanya sementara. Dunia bisa menyilaukan mata, tapi kosong nilainya jika dibandingkan dengan akhirat.
Hadis Nabi Tentang Dunia
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengingatkan:
"Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)
Hadis ini memberikan gambaran jelas bahwa seorang mukmin seharusnya tidak terlalu larut dalam kenikmatan dunia. Dunia ini hanyalah tempat ujian, tempat menanam amal, bukan tempat istirahat.
Mengapa Dunia Bisa Menipu?
Dunia bisa menipu karena:
Wujudnya Nyata dan Bisa Dinikmati Langsung
Dunia memberikan kenikmatan yang bisa langsung dirasakan: makanan enak, rumah mewah, kendaraan nyaman. Semua ini membuat seseorang mudah terbuai.Akhirat Butuh Iman dan Kesabaran
Kenikmatan akhirat hanya bisa diraih dengan sabar dan iman. Karena tidak tampak di mata, banyak orang yang meremehkannya.Lingkungan yang Materialistik
Kita hidup di zaman di mana harta dan jabatan menjadi tolok ukur kesuksesan. Hal ini makin mendorong manusia untuk lebih cinta dunia.
Contoh Orang yang Tertipu Dunia
Orang yang hanya fokus mengejar karier, tapi lupa salat.
Orang yang sibuk membangun rumah, tapi tidak pernah menyiapkan "rumah di akhirat" dengan amal shalih.
Orang yang rajin menabung untuk liburan, tapi pelit bersedekah.
Keseimbangan yang Diajarkan Islam
Islam tidak melarang kita mencari dunia, namun dengan syarat tidak melupakan akhirat. Allah berfirman:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia; dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qashash: 77)
Ayat ini mengajarkan keseimbangan: Dunia dicari, akhirat lebih diprioritaskan.
Tips Agar Tidak Tertipu oleh Dunia
Perbanyak Mengingat Kematian
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (kematian)." (HR. Tirmidzi)Luangkan Waktu untuk Ibadah dan Tadabbur Al-Qur'an
Ini akan menjaga hati agar tidak keras dan lalai.Bersahabat dengan Orang Shalih
Lingkungan yang baik akan mengingatkan kita ketika mulai lalai.Perbanyak Amal Jariyah
Dunia akan kita tinggalkan, tapi amal jariyah akan terus mengalir meski kita telah tiada.
Jangan Jadi Orang yang Paling Tertipu
Mari kita evaluasi diri: Apakah hidup kita selama ini lebih fokus ke dunia atau akhirat? Apakah kita siap jika dipanggil menghadap Allah hari ini?
Dunia hanyalah tempat persinggahan, akhirat adalah tempat tinggal abadi. Jangan sampai kita menukar keabadian dengan sesuatu yang fana. Seperti kata Ibnul Qayyim, "Sebagian orang mengatakan dunia adalah bayaran kontan, dan akhirat adalah hutang. Tapi ingat, bayaran kontan itu habis, sedangkan hutang pasti ditagih." Maka, bijaklah dalam memilih.
Semoga Allah membimbing kita untuk menjadikan dunia sebagai ladang amal, bukan tujuan hidup. Aamiin.
__________________________
Simak video kajian: KETIKA SEORANG MUSLIM TERTIPU DUNIA
0 Komentar