Jibril Radio - Silaturahmi adalah ajaran Islam yang sangat ditekankan. Tapi sayangnya, di zaman sekarang, banyak orang yang meremehkannya. Bahkan memutus tali silaturahmi seolah jadi hal yang wajar hanya karena masalah sepele, beda pendapat, atau tersinggung sedikit, langsung putus komunikasi. Padahal, dalam Islam, memutus silaturahmi adalah dosa besar yang bisa berdampak fatal, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Apa Itu Silaturahmi?
Secara bahasa, “silaturahmi” berasal dari kata shilah (hubungan) dan rahim (kasih sayang atau kerabat). Dalam istilah syariat, silaturahmi berarti menyambung hubungan baik dengan keluarga dan kerabat, baik dengan harta, perhatian, ucapan yang baik, maupun kunjungan secara fisik.
Silaturahmi bukan cuma datang pas Lebaran, atau kirim pesan kalau butuh sesuatu. Tapi lebih luas dari itu: menjaga komunikasi, membantu saat susah, mendoakan dalam kebaikan, dan tidak menyakiti perasaan mereka.
Perintah Silaturahmi dalam Al-Qur’an
Allah Ta'ala dalam Al-Qur’an berulang kali memerintahkan umat Islam untuk menjaga silaturahmi. Salah satunya dalam firman-Nya:
“... dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(QS. An-Nisa: 1)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa menjaga hubungan silaturahmi adalah bagian dari takwa. Kalau kita benar-benar bertakwa kepada Allah, maka kita akan menjaga hubungan dengan saudara dan kerabat.
Ancaman Bagi yang Memutus Silaturahmi
Nah, ini bagian yang paling ngeri. Memutus silaturahmi ternyata termasuk dosa besar. Rasulullah ï·º bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bayangkan, hanya karena ego, sakit hati, atau gengsi, seseorang bisa kehilangan kesempatan masuk surga! Ini bukan perkara sepele. Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa amal-amal baik bisa tertahan akibat memutus silaturahmi.
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman:
“Aku adalah Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), Aku menciptakan rahim (kekerabatan) dan Aku memberi nama sesuai nama-Ku. Barang siapa menyambungnya, Aku akan sambungkan (rahmat-Ku) kepadanya. Dan barang siapa memutusnya, Aku akan putuskan (rahmat-Ku) darinya.”
(HR. Bukhari)
MasyaAllah… Bukan hanya manusia yang menjauhi, tapi Allah sendiri bisa “memutuskan” hubungan rahmat-Nya kepada orang yang memutus silaturahmi. Apa yang lebih mengerikan dari kehilangan kasih sayang Allah?
Contoh Memutus Silaturahmi yang Sering Dianggap Biasa
Kadang kita tidak sadar bahwa kita sudah termasuk memutus silaturahmi. Contohnya:
-
Tidak mau menyapa atau menjawab salam kerabat karena kesal
-
Tidak menghadiri undangan keluarga tanpa alasan syar’i
-
Menghapus kontak saudara hanya karena beda pandangan
-
Menyebarkan aib atau gosip kerabat
-
Menyimpan dendam bertahun-tahun dan enggan memaafkan
Hal-hal seperti ini sering dianggap “hak pribadi”, padahal secara syariat bisa jadi termasuk memutus tali silaturahmi.
Manfaat Menyambung Silaturahmi
Sebaliknya, menyambung silaturahmi memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah ï·º bersabda:
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Lho, siapa yang tidak ingin rezeki luas dan umur panjang? Ternyata salah satu kuncinya adalah menyambung hubungan dengan keluarga. Dan ini sudah dibuktikan banyak orang—hubungan yang harmonis menciptakan suasana hati tenang, membawa berkah dalam hidup.
Bagaimana Jika Kita yang Disakiti?
Mungkin kamu berpikir, “Tapi dia yang nyakitin saya duluan, masa saya harus nyambungin lagi?”
Ini pertanyaan umum. Tapi Islam mengajarkan untuk tetap mulia walau disakiti. Dalam hadits disebutkan:
“Bukanlah orang yang menyambung silaturahmi itu orang yang hanya membalas kebaikan, tetapi yang benar-benar menyambung adalah orang yang tetap menyambung hubungan meskipun ia diputuskan.”
(HR. Bukhari)
Itulah ujian keikhlasan dan ketakwaan. Kita menyambung hubungan bukan karena dia baik, tapi karena Allah perintahkan.
Tips Praktis Menjaga Silaturahmi
Kalau kamu ingin mulai memperbaiki dan menjaga tali silaturahmi, berikut beberapa langkah praktis:
-
Mulai dengan doa. Doakan kerabatmu dalam kebaikan, walau kamu masih sakit hati. Itu langkah awal yang mulia.
-
Beranikan diri menyapa duluan. Kirim pesan, telepon, atau kunjungi mereka.
-
Saling minta maaf. Jangan tunggu momen Idul Fitri. Kalau memang salah, minta maaf. Kalau disakiti, maafkan.
-
Jangan bahas masalah lama. Fokus pada perbaikan ke depan, bukan luka di masa lalu.
-
Beri hadiah kecil. Sebuah kado, makanan, atau bahkan ucapan baik bisa melembutkan hati.
-
Hindari ghibah tentang keluarga. Diam lebih baik daripada menyebar keburukan.
-
Jadwalkan pertemuan rutin. Walau hanya silaturahmi daring atau kumpul keluarga bulanan.
Memutus silaturahmi bukan cuma merugikan hubungan duniawi, tapi juga berbahaya bagi kehidupan akhirat. Yuk, kita introspeksi. Apakah kita sudah termasuk orang yang menjaga atau malah memutus silaturahmi?
Jangan tunggu sampai terlambat. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, mari kita perbaiki hubungan dengan kerabat, saudara, dan keluarga. Karena surga terlalu mahal untuk ditukar dengan ego dan gengsi semata.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Simak Video Kajian: Bahaya Memutus Silaturahim
0 Komentar