Jibril Radio - Seringkali, setelah bertahun-tahun beribadah, seseorang mulai merasa dirinya sudah cukup baik. Rajin shalat, giat berpuasa, aktif bersedekah, bahkan mungkin sudah beberapa kali berhaji atau umrah. Dalam hati kecil, tanpa disadari, bisa saja muncul rasa aman yang menipu: "Insya Allah saya pasti selamat. Saya sudah banyak amal baik." Padahal, inilah jebakan berbahaya merasa aman dari makar dan adzab Allah.
Apa Itu Merasa Aman dari Adzab Allah?
Merasa aman dari adzab Allah adalah ketika seseorang tidak lagi memiliki rasa takut kepada Allah. Ia mengira bahwa karena banyak amal baiknya, Allah pasti tidak akan mengadzab dirinya. Ia lupa bahwa amal baik bukanlah jaminan keselamatan jika disertai ujub (bangga diri) dan ghurur (tertipu oleh amal).
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
"Apakah kalian merasa aman dari makar Allah? Tidaklah ada orang yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi."
(QS. Al-A’raf: 99)
Ayat ini sangat jelas. Merasa aman dari makar (rekayasa atau hukuman tak terduga) Allah adalah tanda kerugian besar.
Bahaya Merasa Aman dari Makar Allah
Hilangnya rasa takut kepada Allah
Orang yang sudah merasa aman, biasanya akan longgar dalam ibadah. Ia mulai meremehkan dosa-dosa kecil karena menganggap amalannya sudah cukup banyak.Ujub dan sombong
Bangga terhadap amal sendiri membuat hati keras dan sulit menerima nasihat. Padahal Rasulullah ï·º bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi."
(HR. Muslim no. 91)
Tertipu oleh amal
Setan membisikkan perasaan cukup dan puas, sehingga orang tersebut tidak lagi meningkatkan kualitas dan kuantitas amalnya.
Nasihat Ulama tentang Rasa Takut
Imam Ahmad rahimahullah berkata:
“Hendaknya khauf (rasa takut) dan raja‘ (berharap) itu sama, tidak boleh mendominasi rasa takut dan tidak boleh mendominsasi rasa berharap
Beliau juga berkata:
“Apabila salah satu dari keduanya mendominasi, orang tersebut akan binasa”
Karena ketika rasa berharap kepada Allah lebih besar, seseorang akan merasa aman dari makar (azab) Allah, dan jika rasa takut lebih besar maka ia akan putus asa dari rahmat Allah
Artinya, kita perlu menyeimbangkan antara berharap rahmat Allah dan takut terhadap adzab-Nya. Jangan sampai condong berlebihan ke salah satunya.
Dalil-dalil Lain yang Menguatkan
Allah berfirman:
"...Dan takutlah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya."
(QS. Al-Baqarah: 196)
Rasulullah ï·º bersabda:
"Demi Dzat yang dari Muhammad berada di tanganNya, kalaulah kalian mengetahui apa yang aku ketahui, tentu kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawanya." (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari No. 6.637)
Ciri-ciri Orang yang Tidak Merasa Aman dari Adzab Allah
Selalu introspeksi diri dan tidak mudah puas dengan amal.
Takut jika amalnya tidak diterima Allah.
Senantiasa memperbanyak istighfar dan bertaubat.
Berusaha menjaga keikhlasan dalam setiap amal.
Tidak meremehkan dosa sekecil apapun.
Bagaimana Agar Terhindar dari Sifat Ini?
Perbanyak istighfar dan taubat
Rasulullah ï·º saja beristighfar lebih dari 70 kali sehari (HR. Bukhari no. 6307). Bagaimana dengan kita?Perbanyak doa agar diberi keteguhan iman
"Ya Muqallibal qulub tsabbit qalbi 'ala dinik"
(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu)Ingat selalu ayat dan hadits tentang akhirat
Agar hati kita lembut dan selalu takut kepada Allah.
Sahabat sekalian, jangan pernah merasa aman dari adzab Allah. Tetaplah rendah hati, takut kepada Allah, namun tetap berharap rahmat-Nya. Semoga Allah menjaga hati kita dari sifat ujub, ghurur, dan kesombongan.
Mari terus perbaiki diri, perbanyak amal, namun jangan lupa bahwa keselamatan hanya dengan rahmat Allah, bukan semata-mata karena amal kita.
Barakallahu fiikum.
0 Komentar