Jibril Radio - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "riba." Namun, tahukah Anda betapa besar bahaya dari riba, baik bagi individu maupun masyarakat? Islam secara tegas melarang riba karena dampaknya yang merusak, baik secara spiritual maupun sosial. Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya riba berdasarkan Al-Qur'an, hadits, dan logika akal sehat.
Apa Itu Riba?
Secara sederhana, riba adalah pengambilan tambahan atas pinjaman atau transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Dalam konteks modern, riba sering diasosiasikan dengan bunga bank, kredit berbunga, atau pinjaman dengan pengembalian berlebih.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu mendapatkan keberuntungan.”
(QS. Ali 'Imran: 130)
Ayat ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa praktik riba bertentangan dengan prinsip keadilan dan keberkahan dalam Islam. Allah bahkan menyebutkan ancaman serius bagi para pelaku riba di dalam Al-Qur'an:
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena tekanan penyakit gila.”
(QS. Al-Baqarah: 275)
Bahaya Riba Dalam Kehidupan
Merusak Keberkahan Harta
Riba dapat menghilangkan keberkahan dalam harta. Meskipun secara materi terlihat banyak, harta dari riba sering kali membawa masalah, baik berupa konflik, kebangkrutan, atau kesempitan hidup.
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”
(QS. Al-Baqarah: 276)
Menghancurkan Hubungan Sosial
Riba menciptakan ketimpangan ekonomi yang tajam. Orang yang berutang dengan bunga tinggi sering kali terjebak dalam lingkaran kemiskinan, sementara pihak pemberi pinjaman mendapatkan keuntungan secara tidak adil. Hal ini dapat memicu ketidakpuasan sosial dan konflik.Membawa Laknat Allah dan Rasul-Nya
Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Allah melaknat orang yang memakan riba, pemberi riba, penulisnya, dan kedua saksinya.”
(HR. Muslim, no. 1598)
Laknat ini menunjukkan betapa seriusnya dosa riba dalam pandangan Islam. Tidak hanya pelaku utama, bahkan pihak yang membantu dalam transaksi riba pun mendapatkan dosa yang sama.
Solusi Menghindari Riba
Menguatkan Keimanan dan Takwa
Dengan memahami bahaya riba, seorang Muslim diharapkan semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhi segala bentuk transaksi yang mengandung riba.Memanfaatkan Alternatif Syariah
Saat ini, banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk bebas riba, seperti pembiayaan mudharabah atau murabahah. Pilihlah solusi keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam.Meningkatkan Pemahaman Agama
Belajar dan memahami hukum-hukum Islam, terutama dalam muamalah (transaksi), sangat penting agar kita tidak terjerumus dalam praktik yang dilarang.
Bahaya harta riba bukan hanya ancaman di dunia, tetapi juga di akhirat. Riba dapat merusak keberkahan, menimbulkan ketidakadilan, dan membawa laknat dari Allah serta Rasul-Nya. Oleh karena itu, marilah kita bertakwa kepada Allah dengan menjauhi segala bentuk riba dan mencari rezeki yang halal dan penuh berkah.
---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:
- Bersabarlah ditengah ujian
- Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
- Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
- Persahabatan yang abadi
- Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Dampak buruk cinta dunia
- Belajar bersyukur yang benar
- Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
- Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Kisah menakjubkan tentang tawakal
- Ternyata itulah yang terbaik bagimu
- Beriman kepada hari akhir
- Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
- Siapakah Imam Syafi'i
- Kesombongan yang membinasakan
- Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
- Anak seperti lembaran putih
- Jadilah orang pemaaf
- Tujuan Allah menciptakan manusia
- Bagaimana agar jiwa ini bersih?
- 3 tingkatan agama
- Berbakti kepada orang tua
- Hati yang gundah
0 Komentar