Jibril Radio - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang salah memahami konsep tawakkal. Sebagian mengira bahwa tawakkal berarti pasrah tanpa usaha, hanya menunggu rezeki datang begitu saja. Padahal, Islam mengajarkan bahwa tawakkal sejati adalah berserah diri kepada Allah setelah melakukan ikhtiar dengan maksimal. Salah satu bentuk tawakkal yang nyata adalah bekerja dan berusaha mencari nafkah dengan cara yang halal.
Sebagaimana dalam perkataan Ummu ad-Darda’ radhiyallahu ‘anha:
“Bagaimana bisa salah seorang di antara kalian (tanpa berusaha) mengatakan, ‘Ya Allah berikanlah aku rezeki,’ padahal dia telah mengetahui bahwa Allah Ta’ala tidak menurunkan hujan emas dan perak dari langit?! Namun Allah memberikan rezeki melalui sebagian kalian kepada sebagian yang lainnya (dengan usaha).”
Syabu’ul Iman karya Al-Baihaqi (no. 3274).
Tawakkal Bukan Berarti Malas
Tawakkal bukan berarti kita hanya duduk diam dan menunggu sesuatu terjadi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah contoh terbaik dalam mengajarkan keseimbangan antara usaha dan tawakkal. Beliau adalah seorang pedagang sebelum diangkat menjadi nabi. Bahkan setelah diangkat menjadi rasul, beliau tetap bekerja keras dalam berdakwah, berperang, dan memimpin umat.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung yang berangkat pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2344, dishahihkan oleh Al-Albani)
Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa tawakkal itu harus disertai dengan usaha. Burung tidak hanya diam di sarangnya dan menunggu makanan jatuh dari langit, tetapi ia terbang mencari makanan setiap hari.
Kerja Keras sebagai Bukti Keimanan
Dalam Islam, bekerja dan berusaha bukan hanya sekadar cara untuk mencari rezeki, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium tangan seorang sahabat yang kasar karena bekerja keras dan beliau memuji tangan tersebut sebagai tangan yang dicintai Allah.
Allah Ta’ala juga berfirman dalam Al-Qur’an:
"Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu..."
(QS. At-Taubah: 105)
Ayat ini menegaskan bahwa bekerja adalah bentuk nyata dari tanggung jawab seorang muslim. Tidak hanya mencari nafkah untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Bekerja dengan Niat Ibadah
Agar usaha kita mendapatkan keberkahan, niatkanlah setiap pekerjaan sebagai ibadah. Bekerja bukan hanya untuk mengumpulkan harta dunia, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Allah. Ketika seseorang bekerja dengan niat yang baik, maka pekerjaan tersebut bernilai ibadah dan akan mendatangkan keberkahan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak ada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri, dan sesungguhnya Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil kerja tangannya sendiri."
(HR. Bukhari no. 2072)
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya bekerja dan mencari nafkah dari usaha sendiri. Bahkan seorang nabi sekalipun tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, tidak hanya mengandalkan mukjizat atau pemberian dari orang lain.
Rezeki Itu dari Allah, tetapi Harus Dijemput
Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya, tetapi kita tetap harus berusaha untuk mendapatkannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
"Dan di langit terdapat rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
(QS. Adz-Dzariyat: 22)
Namun, bukan berarti rezeki itu akan datang sendiri tanpa usaha. Allah memberikan jalan dan sarana bagi kita untuk mencarinya. Oleh karena itu, seorang muslim harus memiliki semangat dalam bekerja dan tidak mudah menyerah.
Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa bekerja dan berusaha adalah bagian dari tawakkal yang benar. Islam tidak mengajarkan kita untuk berpangku tangan dan hanya menunggu rezeki datang. Sebaliknya, kita diperintahkan untuk berusaha semaksimal mungkin, lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Maka, marilah kita jadikan pekerjaan kita sebagai bentuk ibadah dan wujud tawakkal kepada Allah. Dengan begitu, bukan hanya rezeki yang kita dapatkan, tetapi juga keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Allah selalu memberkahi usaha kita dan menjadikannya sebagai jalan menuju ridha-Nya. Aamiin.
---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:
- Bersabarlah ditengah ujian
- Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
- Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
- Persahabatan yang abadi
- Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Dampak buruk cinta dunia
- Belajar bersyukur yang benar
- Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
- Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Kisah menakjubkan tentang tawakal
- Ternyata itulah yang terbaik bagimu
- Beriman kepada hari akhir
- Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
- Siapakah Imam Syafi'i
- Kesombongan yang membinasakan
- Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
- Anak seperti lembaran putih
- Jadilah orang pemaaf
- Tujuan Allah menciptakan manusia
- Bagaimana agar jiwa ini bersih?
- 3 tingkatan agama
- Berbakti kepada orang tua
0 Komentar