Jibril Radio - Setiap orang mendambakan rezeki yang melimpah, jabatan yang tinggi, dan kehidupan yang mapan. Namun, ada satu pertanyaan penting yang sering kali terlupakan: apakah semua itu adalah berkah atau justru musibah? Dalam Islam, tidak semua nikmat yang kita terima adalah tanda ridha Allah. Bahkan, nikmat tersebut bisa menjadi ujian yang berakhir dengan kehancuran jika tidak digunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Makna Berkah dalam Islam
Berkah berasal dari kata "barakah," yang berarti pertambahan kebaikan atau manfaat dalam sesuatu. Rezeki yang berkah bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang bagaimana rezeki tersebut membawa kebaikan dalam hidup kita dan mendekatkan kita kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka karena perbuatannya."
(QS. Al-A'raf: 96)
Dari ayat ini, jelas bahwa keimanan dan ketakwaan adalah kunci utama untuk memperoleh berkah dari Allah. Sebaliknya, nikmat yang tidak digunakan dengan benar justru bisa menjadi musibah.
Nikmat yang Berubah Menjadi Musibah
Abu Hazim Rahimahullah pernah berkata:
"Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah hanyalah musibah."
(Jaami'ul Ulum wal Hikam, 2: 82)
Pernyataan ini menggambarkan bahwa nikmat duniawi seperti harta, jabatan, dan kedudukan bisa menjadi musibah jika tidak diiringi dengan rasa syukur dan pemanfaatan yang sesuai dengan syariat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan:
"Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian bagi umatku adalah harta."
(HR. Tirmidzi, no. 2336)
Harta dan kedudukan sering kali membuat manusia lupa diri. Mereka menjadi sombong, enggan bersyukur, dan melalaikan kewajiban kepada Allah. Inilah yang menjadikan nikmat tersebut berubah menjadi musibah.
Tanda-Tanda Nikmat yang Tidak Berkah
Melalaikan Ibadah
Jika gaji yang semakin besar atau jabatan yang semakin tinggi membuat kita jarang shalat, melupakan Al-Qur'an, atau menunda-nunda waktu ibadah, ini adalah tanda bahwa nikmat tersebut tidak membawa berkah.Meningkatkan Kesombongan
Ketika harta atau jabatan membuat seseorang merasa lebih baik dari orang lain, maka ia telah jatuh dalam perangkap kesombongan. Allah berfirman:"Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong, dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."
(QS. Luqman: 18)Mengabaikan Hak Orang Lain
Nikmat yang tidak digunakan untuk membantu sesama, seperti berinfak, bersedekah, atau membayar zakat, akan menjadi musibah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat.
Bagaimana Menjadikan Nikmat Sebagai Berkah?
Bersyukur kepada Allah
Rasa syukur adalah kunci utama agar nikmat yang kita terima menjadi berkah. Allah berjanji:"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'"
(QS. Ibrahim: 7)Bersyukur tidak hanya dengan lisan, tetapi juga dengan tindakan, seperti memperbanyak ibadah dan menggunakan nikmat untuk kebaikan.
Menggunakan Harta dan Jabatan untuk Ketaatan
Harta dan jabatan adalah amanah yang harus digunakan sesuai dengan syariat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:"Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: ... hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia gunakan."
(HR. Tirmidzi, no. 2417)Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa rezeki yang kita peroleh berasal dari jalan yang halal dan digunakan untuk mendukung kebaikan.
Selalu Rendah Hati
Nikmat duniawi tidak seharusnya membuat kita merasa lebih baik dari orang lain. Sebaliknya, semakin besar nikmat yang kita terima, semakin rendah hati kita seharusnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:"Barang siapa yang rendah hati karena Allah, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya."
(HR. Muslim, no. 2588)Berinfak dan Bersedekah
Salah satu cara terbaik untuk menjadikan nikmat sebagai berkah adalah dengan berbagi kepada orang yang membutuhkan. Allah berfirman:"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki."
(QS. Al-Baqarah: 261)
Gaji yang besar dan jabatan yang tinggi tidak selalu menjadi tanda keberkahan. Semua itu bisa menjadi musibah jika menjauhkan kita dari Allah dan melalaikan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Sebaliknya, nikmat yang disyukuri dan digunakan untuk kebaikan akan menjadi jalan menuju keridhaan Allah.
Mari kita jadikan setiap nikmat yang Allah berikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya dan diberi kemampuan untuk memanfaatkan nikmat dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bish-shawab.
---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:
- Bersabarlah ditengah ujian
- Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
- Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
- Persahabatan yang abadi
- Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Dampak buruk cinta dunia
- Belajar bersyukur yang benar
- Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
- Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Kisah menakjubkan tentang tawakal
- Ternyata itulah yang terbaik bagimu
- Beriman kepada hari akhir
- Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
- Siapakah Imam Syafi'i
- Kesombongan yang membinasakan
- Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
- Anak seperti lembaran putih
- Jadilah orang pemaaf
- Tujuan Allah menciptakan manusia
- Bagaimana agar jiwa ini bersih?
- 3 tingkatan agama
- Berbakti kepada orang tua
0 Komentar