Jibril Radio - Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah menemui orang yang ingin berubah ke arah kebaikan, tetapi cara penyampaiannya terasa menyakitkan. Padahal, Islam mengajarkan bahwa dakwah bukan sekadar menyampaikan kebenaran, tetapi juga tentang bagaimana menyampaikannya. Rasulullah ï·º adalah teladan sempurna dalam hal ini. Beliau berdakwah dengan hikmah, kelembutan, dan kesabaran yang luar biasa, bahkan kepada orang-orang yang keras menolak dakwah beliau.
Dakwah Itu Butuh Hikmah, Bukan Kekerasan
Allah ï·» memerintahkan dalam Al-Qur’an:
ٱدْعُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ٰ سَبِيلِ رَبِّÙƒَ بِٱلْØِÙƒْÙ…َØ©ِ ÙˆَٱلْÙ…َÙˆْعِظَØ©ِ ٱلْØَسَÙ†َØ©ِ ۖ ÙˆَجَٰدِÙ„ْÙ‡ُÙ… بِٱلَّتِÙ‰ Ù‡ِÙ‰َ Ø£َØْسَÙ†ُ ۚ Ø¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َÙ† ضَÙ„َّ عَÙ† سَبِيلِÙ‡ِÛ¦ ۖ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِٱلْÙ…ُÙ‡ْتَدِينَ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini menjadi pondasi utama dalam berdakwah. Hikmah berarti bijaksana, tahu waktu dan cara yang tepat. Terkadang, niat kita menyampaikan kebenaran baik, tapi jika caranya kasar, justru akan membuat orang menjauh.
Nabi Musa pun Diperintahkan Lembut
Lihat bagaimana Allah ï·» memerintahkan Nabi Musa dan Harun ketika diutus kepada Fir’aun, raja paling dzalim sepanjang sejarah:
"Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."
(QS. Thaha: 43-44)
Kalau kepada Fir’aun saja harus dengan lemah lembut, apalagi kepada saudara kita sesama Muslim yang mungkin sedang khilaf.
Sikap Lembut Rasulullah ï·º dalam Berdakwah
Rasulullah ï·º selalu menunjukkan akhlak terbaik dalam berdakwah. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak. Bahkan kepada seorang Badui yang kencing di masjid, beliau tidak marah, tapi menasihatinya dengan sabar dan lembut. Diriwayatkan dalam hadits:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Seorang Arab Badui kencing di masjid. Maka para sahabat berdiri (hendak memukulnya), namun Rasulullah ï·º bersabda: ‘Biarkan dia, dan siram bekas kencingnya dengan satu ember air. Kalian diutus untuk memudahkan, bukan menyulitkan.’”
(HR. Bukhari no. 6128)
Bandingkan dengan sebagian kita hari ini. Baru saja melihat saudara melakukan kesalahan, langsung dicap sesat atau dimaki. Padahal, bisa jadi mereka belum tahu ilmunya.
Dakwah yang Efektif Butuh Kasih Sayang
Dalam hadits disebutkan:
"Sesungguhnya Allah Maha Lembut, menyukai kelembutan dalam segala urusan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Lembut bukan berarti lemah, tapi cara cerdas dan menyentuh hati. Tidak sedikit orang yang akhirnya tersentuh dan bertaubat karena mendapatkan nasihat penuh kasih sayang, bukan caci maki.
Cara Nabi Menghadapi Penolakan
Rasulullah ï·º pernah dilempari batu saat berdakwah di Thaif. Malaikat Jibril datang menawarkan bantuan untuk menghancurkan penduduknya. Tapi apa kata Rasulullah ï·º?
“Aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
(HR. Bukhari)
Luar biasa bukan? Beliau tidak membalas keburukan dengan keburukan, tapi mendoakan kebaikan.
Dakwah Bukan Ajang Debat Emosional
Kita juga perlu ingat bahwa berdakwah bukanlah ajang untuk menang-menangkan argumen. Islam bukan hanya benar dari sisi isi, tapi juga benar dalam cara penyampaiannya. Nabi ï·º bersabda:
“Aku menjamin rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia di pihak yang benar.”
(HR. Abu Dawud)
Jadi kalau ingin berdakwah, pastikan hati kita bersih dari rasa ingin menang sendiri atau menggurui. Lakukan karena cinta dan kasih sayang kepada sesama. Jangan sampai cara kita menyampaikan agama justru membuat orang menjauh dari Islam. Tugas kita adalah menjadi jembatan, bukan penghalang.
Dakwah dengan hikmah adalah kunci keberhasilan menyentuh hati manusia. Meneladani cara Nabi Muhammad ï·º berdakwah dengan kelembutan, kasih sayang, dan keteguhan prinsip adalah jalan terbaik untuk menyebarkan cahaya Islam. Yuk, berdakwah dengan cara yang dicintai Allah!
Wallahu a'lam bishawab
Simak Video Kajian: Dakwah dengan Hikmah
0 Komentar