Hati-Hati Melaknat Orang Lain! Ini Hukum dan Bahayanya Menurut Islam

Hati-Hati Melaknat Orang Lain

Jibril Radio - Melaknat orang lain kadang keluar begitu saja dari mulut kita saat marah atau kecewa. Padahal, dalam Islam, perkara melaknat bukan hal sepele. Ucapan yang tampak ringan ini bisa berdampak besar bagi pelakunya, apalagi jika tanpa hak. Nah, dalam kajian yang disampaikan oleh Ustadz Firanda Andirja hafizhahullah, kita diingatkan untuk berhati-hati dalam berkata, terutama soal melaknat. Yuk, kita kupas tuntas!

Apa Itu Melaknat?

Melaknat (Ù„َعْÙ†) secara bahasa berarti mengusir atau menjauhkan dari rahmat Allah. Dalam konteks syariat, melaknat berarti memohon kepada Allah agar seseorang dijauhkan dari rahmat-Nya sebuah doa yang sangat berat. Bayangkan, kita mendoakan agar seseorang tidak mendapatkan kasih sayang Allah. Na'udzubillah.

Hukum Melaknat dalam Islam

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan. Melaknat termasuk perbuatan dosa besar jika dilakukan tanpa hak. Dalam banyak hadits, Rasulullah ï·º menegaskan larangan melaknat sesama Muslim.

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ï·º bersabda:

“Dari Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu, aku mendengar Rasulullah ï·ºbersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang suka melaknat, tidak akan menjadi pemberi syafaat dan tidak akan menjadi saksi pada hari kiamat kelak.”
(HR. Muslim, no. 2598)

Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang terbiasa melaknat akan kehilangan kemuliaan di akhirat. Bahkan tidak layak untuk memberikan syafaat atau menjadi saksi kebaikan.

Apakah Boleh Melaknat?

Islam membolehkan melaknat dalam kondisi tertentu, yaitu:

  1. Melaknat yang disebutkan dalam Al-Qur’an
    Misalnya, melaknat Iblis atau orang-orang kafir yang secara jelas disebut dalam Al-Qur'an sebagai musuh Allah.

  2. Melaknat perbuatan maksiat, bukan orangnya
    Misalnya melaknat perbuatan riba, zina, minum khamr, dan lain-lain. Ini dibolehkan.

  3. Melaknat seseorang yang dilaknat oleh Rasulullah ï·º
    Seperti Fir'aun, Abu Lahab, dan tokoh kafir lainnya yang membangkang secara nyata.

Namun, melaknat seorang Muslim secara individu tanpa dalil yang jelas adalah terlarang. Kita tidak tahu bagaimana akhir hidup seseorang. Boleh jadi, seseorang yang kita anggap buruk ternyata bertaubat dan wafat dalam keadaan husnul khatimah.

Melaknat Adalah Ciri Orang Fasik

Dalam hadits lain Rasulullah ï·º bersabda:

“Melaknat seorang mukmin seperti membunuhnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa melaknat sesama Muslim. Jika membunuh adalah dosa besar, maka melaknat juga demikian.

Ustadz Firanda menjelaskan bahwa membiasakan diri melaknat akan membentuk akhlak yang buruk. Orang tersebut menjadi mudah marah, penuh dendam, dan akhirnya terjerumus ke dalam dosa besar yang merusak hati dan hubungan sosial.

Lisan: Kecil Ukurannya, Tapi Besar Dampaknya

Tak jarang kita dengar orang berkata, “Semoga kamu celaka!”, “Kena azab aja kamu!”, atau bahkan kata-kata kasar lainnya. Semua ini termasuk bentuk melaknat. Islam sangat melarang ucapan seperti itu keluar dari mulut seorang Muslim.

Rasulullah ï·º bersabda:

“Bisa jadi seseorang mengatakan satu kalimat yang dimurkai Allah, suatu kalimat yang menurutnya tidak apa-apa. Akan tetapi, dengan sebab kalimat itu dia jatuh ke neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Tirmidzi no. 2314 dan Ibnu Majah no. 3970, shahih)

Akhlak Seorang Muslim: Mendoakan, Bukan Melaknat

Alih-alih melaknat, Islam menganjurkan kita untuk mendoakan kebaikan. Bahkan terhadap orang yang menyakiti kita pun, Islam mengajarkan kesabaran dan balasan dengan kebaikan.

Allah Ta’ala berfirman:

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia.”
(QS. Fussilat: 34)

Ayat ini menunjukkan bahwa dengan akhlak mulia, permusuhan bisa berubah menjadi persaudaraan. Maka, hindari melaknat dan gantilah dengan doa serta nasihat bijak.

Hukum Melaknat dalam Keluarga dan Lingkungan Sosial

Sering kali kita menyaksikan orang tua melaknat anaknya karena nakal atau membuat jengkel. Ada juga guru yang melontarkan kalimat kasar kepada muridnya. Ini semua sangat berbahaya!

Rasulullah ï·º bersabda:

“Janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, anak-anak kalian, harta kalian. Jangan sampai doa itu bertepatan dengan waktu yang mustajab, lalu dikabulkan.”
(HR. Muslim)

Orang tua harus ekstra hati-hati. Kata-kata adalah doa. Jangan sampai emosi sesaat mengundang musibah yang besar.

Dampak Sosial: Lingkungan Jadi Keras dan Penuh Kebencian

Melaknat tidak hanya berbahaya secara spiritual, tapi juga sosial. Masyarakat yang terbiasa melontarkan caci maki dan laknat akan menjadi komunitas yang keras, tidak aman, dan minim kasih sayang.

Bandingkan dengan masyarakat yang terbiasa mendoakan dan saling memaafkan. Mereka lebih damai, tenteram, dan saling menghargai.

Tips Menghindari Kebiasaan Melaknat

  1. Jaga lisan dan perbanyak zikir
    Ingat bahwa setiap kata akan dipertanggungjawabkan. Perbanyak zikir agar lisan selalu dalam kebaikan.

  2. Belajar sabar dan kontrol emosi
    Saat marah, tahan diri. Diam atau berwudhu adalah solusi Nabi saat emosi.

  3. Biasakan berkata positif
    Gantilah kata negatif dengan doa atau nasihat. “Semoga Allah memberi hidayah padamu” lebih baik daripada “Semoga kamu celaka.”

  4. Cari lingkungan yang baik
    Berteman dengan orang berakhlak mulia akan memengaruhi kita menjadi pribadi yang positif.

Melaknat bukan sekadar kata-kata kosong. Ia adalah doa yang bisa berbalik pada diri sendiri jika tidak tepat. Sebagai Muslim, mari kita jaga lisan kita dari laknat dan doa buruk, dan perbanyaklah doa-doa kebaikan untuk orang lain.

Rasulullah ï·º bersabda:

“Barang siapa mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat berkata: ‘Aamiin, dan untukmu juga seperti itu.’”
(HR. Muslim)

Mari kita pilih jadi pribadi yang membawa keberkahan, bukan kutukan. Semoga Allah menjaga lisan kita dan menjauhkan kita dari akhlak tercela.

Simak video kajian: Hukum melaknat orang lain

0 Komentar