Yang Membuat Nabi Gelisah Terhadap Umatnya

Yang Membuat Nabi Gelisah Terhadap Umatnya

Jibril Radio - Nabi Muhammad ï·º adalah manusia paling mulia yang pernah hidup di muka bumi. Bukan hanya karena beliau adalah utusan Allah, tetapi karena hatinya yang penuh kasih sayang, kelembutan, dan kepedulian yang luar biasa kepada umatnya. Bahkan setelah diangkat menjadi Rasul dan diberikan berbagai kemuliaan, beliau masih memikirkan kita semua umatnya yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun setelah beliau wafat. Salah satu hal yang sering membuat Nabi Muhammad ï·º gelisah adalah kondisi dan nasib umat beliau di akhirat kelak.

Nabi Muhammad ï·º, Sosok yang Penuh Kasih Sayang

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan Rasulullah ï·º dalam Al-Qur'an sebagai pribadi yang sangat penyayang terhadap umatnya:

"Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
(QS. At-Taubah: 128)

Ayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah ï·º bukanlah seorang pemimpin biasa. Beliau bukan hanya mengajarkan, tapi juga merasakan kesedihan yang dialami umatnya. Bahkan penderitaan yang akan dialami umatnya di akhirat kelak membuat beliau tidak bisa tidur nyenyak.

Rasulullah ï·º Menangis Karena Kita

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa Nabi Muhammad ï·º pernah menangis karena mengingat umatnya. Suatu ketika, beliau berdoa di malam hari dan berkata:

“Ya Allah, ummatku, ummatku...”
Maka datanglah malaikat Jibril dan Allah bertanya kepadanya (padahal Allah sudah mengetahui), “Apa yang membuat Muhammad menangis?”
Lalu Jibril menjelaskan bahwa Rasulullah ï·º menangis karena memikirkan nasib umatnya. Maka Allah pun berfirman:
“Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakan bahwa Kami akan membuatnya ridha terhadap umatnya dan Kami tidak akan menyusahkannya.”
(HR. Muslim)

Subhanallah, inilah Rasulullah kita! Beliau menangis di malam hari karena khawatir dengan kita semua. Padahal beliau tidak pernah bertemu langsung dengan kita. Tapi kecintaan dan kekhawatiran beliau kepada umat ini sangat besar.

Kekhawatiran Terhadap Maksiat Umatnya

Salah satu penyebab utama yang membuat Rasulullah ï·º gelisah adalah banyaknya umat yang akan tergelincir dalam dosa dan maksiat. Dalam hadits lain, beliau bersabda:

"Sesungguhnya aku akan sampai ke telaga (di surga) sebelum kalian. Dan aku akan memperhatikan siapa dari kalian yang datang kepadaku. Kemudian akan ada sekelompok orang yang ditarik menjauh dariku, maka aku berkata, 'Umatku, umatku.' Tapi dikatakan padaku, 'Engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah ï·º ingin menyambut umatnya di telaga surga. Namun betapa kecewanya beliau ketika mengetahui ada sebagian umat yang diseret menjauh karena dosa dan penyimpangan mereka.

Betapa mengkhawatirkannya kondisi umat akhir zaman yang semakin jauh dari tuntunan Islam. Banyak yang menganggap remeh dosa, membenarkan maksiat, bahkan menjadikan keburukan sebagai hiburan.

Sifat Kasih Sayang Nabi Jadi Bukti Kerasulan

Banyak orang mengaku sebagai pemimpin, tapi tidak semua peduli dengan yang dipimpin. Berbeda dengan Rasulullah ï·º. Beliau rela lapar, dicaci, difitnah, bahkan disakiti fisik demi menyampaikan risalah kepada umatnya. Beliau tidak hanya peduli di dunia, bahkan di akhirat pun masih berharap bisa memberikan syafaat.

"Aku diizinkan memberi syafaat, maka aku akan memberikan syafaat bagi umatku yang berdosa besar dari kalangan mereka."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun umat beliau penuh dosa, beliau tetap berusaha membela mereka di hadapan Allah kelak. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai Nabi dan berusaha mengikuti ajaran beliau.

Umat yang Dirindukan oleh Nabi

Mungkin kita merasa jauh dari Nabi, karena tidak pernah melihat langsung wajah beliau. Tapi tahukah kamu, bahwa Rasulullah ï·º merindukan kita?

Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah ï·º pernah berkata:
“Aku sungguh merindukan saudara-saudaraku.” Para sahabat berkata, “Bukankah kami saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kalian adalah sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah mereka yang datang setelahku dan beriman kepadaku walau tidak pernah melihatku.”

MasyaAllah, betapa indahnya hadits ini. Kita, yang hidup jauh setelah Nabi wafat, ternyata disebut “saudara” oleh beliau, dan beliau rindu kepada kita. Tapi, pantaskah kita menjadi saudara yang dirindukan, jika hidup kita penuh maksiat dan jauh dari sunnah beliau?

Meneladani Nabi dengan Memperbaiki Diri

Jika kita tahu bahwa Nabi Muhammad ï·º begitu mencintai umatnya, maka sebagai bentuk balas cinta, seharusnya kita juga mencintai beliau dengan menaati ajarannya. Allah berfirman:

“Katakanlah: Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.”
(QS. Ali 'Imran: 31)

Menaati Nabi berarti berusaha meninggalkan dosa, menjaga lisan, menjauhi ghibah, tidak menunda-nunda shalat, dan memperbanyak amal kebaikan.

Jika Nabi saja bisa gelisah karena takut umatnya masuk neraka, seharusnya kita lebih gelisah dengan dosa-dosa yang kita lakukan. Jangan sampai kita termasuk golongan yang disesali oleh beliau pada hari kiamat nanti.

Mari kita perbanyak doa, istighfar, taubat, dan amal shalih. Dan jangan lupa untuk terus memperbaiki diri agar bisa menjadi bagian dari umat yang dibanggakan Rasulullah ï·º.

Semoga Allah mengumpulkan kita bersama Rasulullah di surga-Nya kelak. Aamiin.

Simak Video Kajiannya: Yang Membuat Nabi Gelisah Terhadap Umatnya 

--------------------------------

https://www.jibrilradio.com/
https://www.youtube.com/@JibrilRadio
Yuk Support Operational Jibril Radio: BSI 717 925 7437
Konfirmasi Email: jibrilradio@gmail.com 

0 Komentar