Jibril Radio - Dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah anugerah terbesar yang bisa diraih seorang hamba. Tidak ada kedudukan atau penghargaan di dunia ini yang mampu menandingi kemuliaan ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai kita. Jika Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah mencintai seorang hamba, maka seluruh urusannya akan dimudahkan, hidupnya akan penuh bimbingan, dan ia dijauhkan dari keburukan.
Rasulullah ï·º bersabda dalam hadits qudsi:
“Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, penglihatannya yang ia melihat dengannya, tangannya yang ia memukul dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya...”
(HR. Bukhari no. 6502)
Hadits ini menggambarkan betapa indahnya hidup seorang hamba yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala segala geraknya dijaga dan diarahkan menuju kebaikan.
Lalu, bagaimana cara agar kita dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala? Mari kita bahas secara rinci amalan, sifat, dan rahasia yang membuat seorang hamba diraih oleh cinta-Nya.
Keutamaan Dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala
1. Bimbingan dan Penjagaan Ilahi
Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai seorang hamba, seluruh panca inderanya akan dijaga. Pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, dan kaki akan diarahkan untuk kebaikan. Dengan kata lain, ia tidak akan mudah terjerumus dalam dosa karena Allah Subhanahu wa Ta'ala melindunginya.
Bayangkan betapa aman hidup seorang hamba yang hatinya dijaga Allah Subhanahu wa Ta'ala—ia tak mudah gelisah, tak gampang iri, dan selalu condong kepada kebaikan.
2. Terbebas dari Azab
Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan mengazab hamba yang dicintai-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta'ala menolak klaim orang Yahudi dan Nasrani yang mengaku sebagai kekasih-Nya, dengan firman-Nya:
“Orang Yahudi dan orang Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “(Jika benar begitu,) mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Sebaliknya, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki (pula). Milik Allahlah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, dan kepada-Nya semua akan kembali.”
(QS. Al-Maidah: 18)
Ayat ini menjadi pelajaran bahwa cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala bukanlah klaim kosong, melainkan bukti nyata melalui amalan dan ketakwaan.
Amalan yang Mendatangkan Cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala
1. Mengikuti Sunnah Nabi (Ittiba’ As-Sunnah)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali Imran: 31)
Ayat ini menegaskan bahwa bukti cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah dengan meneladani Nabi Muhammad ï·º. Mulai dari perkara kecil seperti cara berpakaian, adab makan, hingga urusan akidah dan ibadah, semua menjadi jalan menuju cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bukan hanya kewajiban, tetapi juga amalan sunnah yang dikerjakan secara istiqamah akan membuat kita semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
2. Zuhud Terhadap Dunia
Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sama sekali, melainkan tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Zuhud berarti melepaskan ambisi yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Rasulullah ï·º bersabda:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu'” (HR. Ibnu Majah no. 4102. Syekh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih)
Dengan meniatkan semua aktivitas duniawi untuk ibadah, seorang hamba bisa menjadikan hidupnya bernilai akhirat.
3. Saling Mencintai Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala
Mencintai sesama muslim bukan karena harta, kedudukan, atau kepentingan dunia, melainkan murni karena iman. Rasulullah ï·º bersabda:
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Persaudaraan karena Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah ikatan yang abadi, bahkan sampai di akhirat.
4. Jihad di Jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala
Jihad tidak selalu identik dengan perang. Jihad bisa dengan ilmu, dakwah, harta, dan tenaga. Setiap upaya menegakkan agama Allah Subhanahu wa Ta'ala termasuk jihad.
5. Tidak Takut Celaan Manusia
Orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala teguh dalam menjalankan syariat meski mendapat celaan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang sifat para mukmin sejati:
“Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Maidah: 54)
Namun tentu saja, ketegasan ini harus disertai dengan hikmah dan kelembutan.
Sifat-Sifat yang Dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala
1. Lemah Lembut kepada Sesama Muslim
Rasulullah ï·º adalah teladan kelembutan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal”
(QS. Ali Imran: 159)
Sikap tawadhu, santun, dan penuh kasih kepada sesama mukmin adalah ciri hamba yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala.
2. Tegas terhadap Orang Kafir
Tegas bukan berarti keras tanpa adab, melainkan menjaga kehormatan dan tidak merendahkan diri di hadapan mereka.
3. Bertakwa
Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat mencintai orang-orang yang bertakwa. Setiap ketaatan yang dikerjakan dan setiap dosa yang ditinggalkan adalah bukti nyata cinta seorang hamba kepada Rabbnya.
4. Sabar
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153)
Sabar ada tiga bentuk:
-
Sabar dalam taat.
-
Sabar meninggalkan maksiat.
-
Sabar menghadapi ujian.
Semua bentuk kesabaran ini membuat seorang hamba semakin dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala.
5. Tawakal
Bertawakal adalah menyerahkan seluruh urusan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala setelah berusaha. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
(QS. Ali Imran: 159)
6. Adil
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Mereka (orang-orang Yahudi itu) sangat suka mendengar berita bohong lagi banyak memakan makanan yang haram. Maka, jika mereka datang kepadamu (Nabi Muhammad untuk meminta putusan), berilah putusan di antara mereka atau berpalinglah dari mereka. Jika engkau berpaling, mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Akan tetapi, jika engkau memutuskan (perkara mereka), putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.”
(QS. Al-Maidah: 42)
7. Ihsan
Ihsan adalah beribadah seakan-akan melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu melihat kita. Orang yang berbuat ihsan dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman-Nya:
“Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (ihsan).”
(QS. Al-Baqarah: 195)
Ciri orang yang berbuat ihsan antara lain: rajin bersedekah, mampu menahan amarah, dan memaafkan orang lain.
8. Bertakwa, Merasa Cukup, dan Tidak Populer
Rasulullah ï·º bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, merasa cukup, dan tidak menonjol (pamer amalan).”
(HR. Muslim no. 2965)
Artinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai hamba yang bertakwa, tidak rakus pada dunia, dan menjaga amalannya dari sorotan agar tetap ikhlas.
Dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala bukan sekadar doa, melainkan usaha nyata yang diwujudkan dengan amalan, sifat, dan akhlak mulia. Jalan menuju cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala terbuka lebar: dengan mengikuti sunnah Rasulullah ï·º, zuhud dari dunia, saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, sabar, bertakwa, bertawakal, dan selalu berbuat adil serta ihsan.
Cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah bekal terindah menuju akhirat. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, dilindungi dari azab-Nya, dan dirangkul dengan rahmat-Nya.
__________________________________________
Penulis: Tim JibrilRadio.com
Sumber: Kajian Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A
https://www.youtube.com/watch?v=g10B40asbQ
https://www.youtube.com/@JibrilRadio
Yuk Support Operational Jibril Radio: BSI 717 925 7437
Konfirmasi: Email: jibrilradio@gmail.com
0 Komentar