Jibril Radio - Dalam kehidupan modern, banyak orang berlomba-lomba mengumpulkan harta: emas, perak, properti, saham, atau bahkan mata uang digital. Tapi tahukah kamu, Nabi Muhammad ï·º pernah menyampaikan bahwa harta terbaik untuk disimpan bukanlah harta materi, melainkan sifat-sifat mulia yang membawa kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat.
Lalu, apakah "harta" yang dimaksud Rasulullah ï·º? Artikel ini kita akan membahas penjelasan menarik dari ceramah Ustadz Firanda Andirja hafizhahullah mengenai tiga harta simpanan terbaik, yang dijelaskan berdasarkan hadis sahih dan ayat Al-Qur’an. Yuk simak dan jadikan ini bekal untuk memperbaiki diri!
Saat Sahabat Bertanya Tentang Harta Terbaik
Kisah ini berawal dari turunnya Surat At-Taubah ayat 34, yang berisi peringatan keras tentang larangan menimbun emas dan perak tanpa menginfakkannya di jalan Allah:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.”
(QS. At-Taubah: 34)
Ayat ini membuat para sahabat resah. Mereka bertanya-tanya: “Kalau menyimpan emas dan perak bisa mengundang azab, lalu harta seperti apa yang sebaiknya kami simpan?”
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pun langsung menanyakannya kepada Nabi ï·º. Lalu, jawaban Rasulullah sungguh mengejutkan—bukan dalam bentuk emas atau perak, tapi tiga karakter mulia.
Hadis tentang Harta Simpanan Terbaik
Nabi ï·º bersabda:
"Sebaik-baik harta simpanan adalah hati yang senantiasa bersyukur, lisan yang selalu berzikir, dan istri yang membantu urusan akhirat."
(HR. Ibnu Majah no. 4138, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Mari kita kupas satu per satu.
Hati yang Senantiasa Bersyukur (Qolban Syakiran)
Makna Syukur yang Sebenarnya
Bersyukur bukan sekadar mengucap “Alhamdulillah”, tapi merasakan dalam hati, mengakui dalam lisan, dan diwujudkan dalam amal.
Ustadz Firanda menjelaskan bahwa orang yang memiliki hati bersyukur akan merasa cukup, bahagia, dan tidak iri terhadap kenikmatan orang lain. Ia tahu bahwa semua nikmat berasal dari Allah.
"Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu."
(QS. Ibrahim: 7)
Cara Menumbuhkan Rasa Syukur:
-
Merenungkan nikmat Allah, baik yang besar maupun kecil.
-
Menyadari bahwa semua berasal dari Allah, bukan semata hasil kerja keras.
-
Tidak merasa berhak atas nikmat, karena semuanya adalah karunia.
-
Melihat kepada orang yang kondisinya di bawah kita, agar hati menjadi lembut dan mudah bersyukur.
Nabi ï·º bersabda:
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah darimu (dalam urusan dunia), dan jangan melihat kepada orang yang di atasmu. Itu lebih pantas agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah.”
(HR. Muslim no. 2963)
Hati-Hati, Syukur Bisa Luntur
Hati yang awalnya bersyukur bisa rusak karena:
-
Terlalu sering melihat kehidupan mewah orang lain di media sosial.
-
Bergaul dengan orang-orang yang materialistis dan suka mengeluh.
Oleh karena itu, jaga hati kita agar tetap menjadi qolban syakiran hati yang tahu cara menikmati nikmat dan bersyukur atasnya.
Lisan yang Selalu Berzikir (Lisanan Zakiran)
Manfaat Zikir
Zikir adalah obat bagi hati yang gundah, pelipur bagi jiwa yang gelisah. Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Bentuk-Bentuk Zikir:
Zikir bukan hanya lafaz tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan tahlil (La ilaha illallah), tapi juga:
-
Mempelajari ilmu agama
-
Merenungi hukum-hukum Allah
-
Mengingat kebesaran ciptaan-Nya
Ustadz Firanda mengingatkan pentingnya konsistensi dalam zikir, seperti:
-
Zikir pagi dan petang
-
Doa setelah shalat
-
Doa menjelang tidur dan bangun tidur
Hambatan Berzikir
Lisan kita mudah tersibukkan dengan:
-
Gosip
-
Obrolan duniawi yang tak ada faedahnya
-
Waktu yang habis di media sosial
Solusinya? Buat jadwal khusus untuk zikir dan belajar agama, agar hidup tidak diseret arus dunia.
Nabi ï·º bersabda:
"Perumpamaan orang yang berzikir kepada Rabbnya dengan orang yang tidak berzikir, seperti orang hidup dan orang mati."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Istri yang Membantu Urusan Akhirat (Zaujatan Tu'inuhu ‘ala Amril Akhirah)
Istri: Sumber Ketenangan & Penolong Akhirat
Pernikahan dalam Islam bukan hanya soal cinta dan nafkah, tapi juga kerja sama menuju akhirat.
Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapatkan ketenangan hati dan dijadikan-Nya kasih sayang di antara kamu.”
(QS. Ar-Rum: 21)
Ciri-Ciri Istri yang Membantu Akhirat:
-
Amanah, tidak mengkhianati suami dalam hal harta maupun kehormatan.
-
Mengingatkan suami akan ibadah, bukan sekadar urusan dunia.
-
Saling menasihati dalam kebaikan dengan cara lembut dan santun.
-
Tidak banyak menuntut duniawi, justru meringankan beban suami.
Sebaliknya: Istri yang Jadi Beban Akhirat
Jika seorang istri hanya fokus pada dunia, banyak menuntut, dan tak peduli pada ibadah, maka suami akan kesulitan meniti jalan akhirat. Istri seperti ini bisa jadi "neraka dunia", walau wajahnya cantik dan rumahnya mewah.
Rasulullah ï·º bersabda:
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah."
(HR. Muslim no. 1467)
Simpanlah Harta yang Tidak Pernah Habis
Di akhir kajian, Ustadz Firanda mengingatkan kita agar berusaha memiliki tiga simpanan maknawi ini:
Harta-harta ini tak bisa dicuri pencuri, tak mungkin berkurang karena inflasi, dan tetap bermanfaat hingga kita meninggal dunia.
--------------------------------------
Penulis: Tim JibrilRadio.com
Sumber: Kajian Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A
https://www.youtube.com/@JibrilRadio
Yuk Support Operational Jibril Radio: BSI 717 925 7437
Konfirmasi: Email: jibrilradio@gmail.com
0 Komentar